Minggu, 08 Juli 2012

ODONG-ODONG DARUN NAJAH

Ini adalah ODONG-ODONG sumbangan dari Bapak dan ibu Benny, Bantul, untuk Pondok Pesantren (rintisan) Darun Najah. 



















Minggu, 24 Juni 2012

ADZKARUN NAUM (DZIKIR MENJELANG TIDUR)



1. Mengumpulkan dua tapak tangan. Lalu ditiup dan dibacakan Qul huwal-lahu ahad, Qul a’uudzu birabbil falaqi dan Qul a’uudzu birabbin naas. Kemudian dengan dua tapak tangan mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan tiga kali. [HR. Al-Bukhari 9/62 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/1723]
2. Barangsiapa membaca dua ayat tersebut (Al-Baqarah (2): 385-386) pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupkan-nya.” [HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 9/94 dan  Muslim 1/554]
3.
بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، فَإِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
“Dengan nama Engkau, wahai Tuhanku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan namaMu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi, apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang shalih.”[HR. Al-Bukhari 11/126, Muslim 4/2084.]
4.
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِيْ وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ
“Ya Allah! Sesungguhnya Engkau menciptakan diriku, dan Engkaulah yang akan mematikannya. Mati dan hidupnya hanya milikMu. Apabila Engkau menghidupkannya, maka peliharalah. Apabila Engkau mematikannya, maka ampunilah. Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepadaMu keselamatan.”[HR. Muslim 4/2083, Ahmad  2/79]
5.
اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
“Ya Allah! Jauhkanlah aku dari siksaanMu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hambaMu.” (Dibaca satu kali) [HR. Abu Dawud, 4/311, Shahih At-Tirmidzi 3/143.]
6.
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا
“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.”[HR. Al-Bukhari 11/113 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/2083.]
7.
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Tuhan yang menguasai langit yang tujuh, Tuhan yang menguasai arasy yang agung, Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu. Tuhan yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Tuhan yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau-lah yang pertama, sebelumMu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu, Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang menghalangiMu, lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan hingga terlepas dari kefakiran.” [HR. Muslim 4/2084]
8.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَكَفَانَا وَآوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ
“Segala puji bagi Allah yang memberi makan kami, memberi minum kami, mencukupi kami, dan memberi tempat berteduh. Berapa banyak orang yang tidak mendapatkan siapa yang memberi kecukupan dan tempat berteduh.” [HR. Muslim 4/2085]
9.
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Ya Allah, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan yang menguasai segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan balatentaranya, atau aku berbuat kejelekan pada diriku atau aku mendorongnya kepada seorang Muslim.” [HR. Abu Dawud 4/317,  Shahih At-Tirmidzi 3/142]
10.
اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيَ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)Mu, kecuali kepadaMu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) NabiMu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama Islam). [HR. Al-Bukhari 11/13 dengan Fathul Baari dan Muslim 4/2081]

dinukil dari Kitab “Hisnul Muslim”, karya Syaikh Sa’id bin ‘Aly al-Qahthoni

Senin, 04 Juni 2012

Foto Outbond Anak di Bembem


Outbond di Bumi Perkemahan Putoe Bajuri

Mbak Mizani yang siswi dari SD Muhammadiyah Mrisi, Kasongan, Bantul saat melaksanakan Outbond training di Bumi Perkemahan Putu Bajuri Bembem, Trimulyo Bantul.









Bermain pasir dan bermain air saat action dalam salah satu permainan di Outbond anak
Adu kecerdasan dan ketelitian...siapa berani
Diharapkan anak mampu memahami pentingnya saling memahami dan pengertian antar anggota kelompok

Program Liburan Panti

Program Liburan Panti

Dalam rangka membekali anak asuh untuk lebih cerdas dan kreatif
Pondok Pesantren Anak Darun Najah akan mengadakan rihlah dan Outbond
Rencana akan dilaksanakan pada liburan Juni 2012
Lokasi di Pantai Baron
Agenda Rihlah dan Outbond

Dibutuhkan Donatur untuk :

Snack
Makan siang
Bis
Alat outbond
Tiket masuk pantai Baron

Trainer Outbond:
Noor Rakhman Erwiyanto

Peserta :
Santri PP Darunnajah, Bembem, Jetis, Bantul
Putra : 11
Putri : 18

Santri PP Nailunajah. Sri Martani, Piyungan, Bantul
Putra : 5
Putri : 24

Santri PP Miftahun Najah, Wonocatur, Banguntapan, Bantul
Putra : 24
Putri : 45

Santri PP Amalun Najah, Sambipitu, Pathuk, GK
Dalam proses pembangunan

Langit dan bumi

Langit dan Bumi

By Aulia Nurul Hanifah5/4/2012



Langit bagaikan diriku
Yang selalu merindu
Rindu akan kasih
Bunda tercinta

Bumi…
Bagaikan mimpiku
Mimpi untuk
Bunda di surge

Bunda tercinta
Aku tak percaya
Pendirian pun tak ada
Jika dirimu telah tiada

Bunda tercinta
Sejuta titik Kristal
Telah mengguyur
Melintas pipi

Bunda di surge
Tak ada kata manis
Selain kata dan salam
Untumu di surga

Rabu, 23 Mei 2012

Dinul Islam


Istilah ad-Dien adalah salah satu dari empat istilah, yaitu: Lailáhaillalláhar-Rabbal-Ibadah dan ad-Dien yang sering diulang-ulang dalam al-Qur’an. Memahami keempat istilah ini merupakan kunci untuk memahami al Qur’an. Abu A’la al- Maududi rahimahullah dalam kitabnya al – Mustholahats al – Arba’ahmenyampaikan : “Ketika seseorang tidak memahami láiláhaillalláh, ar-RabbIbadah dan istilah ad-Dien. Maka ia akan melihat al Qur’an hanya rangkaian kata dan kalimat saja. Ia tidak mampu memahami al Qur’an sedikitpun, ia tidak akan bisa memahami hakekat tauhid dan syirik, juga tidak akan bisa mempersembahkan ibadahnya hanya kepada Allah serta tidak akan sanggup mengikhlaskan ketaatannya hanya untuk Allah semata”.  (al – Mustholahats al – Arba’ah : 4)
 Makna ad-Dien
Pemahaman yang salah tentang makna ad-Dien menyebabkan banyak syari’at yang dilanggar. Seorang muslim akan ridho dan tidak terkejut jika ada muslim yang keluar dari syari’at Islam, beralih keaturan dan undang-undang thoghut bahkan dia ikut menjadi pengikut serta akan membelanya. Mereka tidak menganggap demokrasi, liberalisme, nasionalisme, sekulerisme, undang-undang buatan manusia dan isme-isme selain Islam sebagai agama. Mereka menganggap hanya sebagai jalan bukan agama.
Dalam bahasa arab, istilah ad-Dien memiliki banyak amakna, diantaranya: al Qahr (kekuasaan), al-Itho’ah wak ‘ubudiyah wal khidmah (ketaatan dan pelayanan), asy-Syar’u wal Qonun wal Thoriqoh(Undang-undang, dan metodologi), al-Mukafa’ah wal hisab (pembalasan)
Sedangkan menurut istilah ad-Dien memiliki makna:
a.      Ketaatan, ketundukan dan ibadah
Makna ini terkandung dalam firman Allah ‘aza wa jalla:
"dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah." (al Baqarah : 193)
Abu Ja’far ath-Thobari rahimahullah berkata, “yaitu agar semua ibadah dan ketaatan diperuntukkan hanya bagi Allah, bukan untuk patung maupun sesembahan lainnya. Kata ad-Dien yang tercantum dalam ayat ini maknanya adalah, ibadah dan ketaatan.”
b. Aturan dan undang-undang
Makna ini terdapat dalam beberapa ayat dalam al-Qur’an diantaranya:
"Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang Raja, kecuali Allah menghendaki-Nya." (Yusuf : 76)
Ibnu Jarir rahimahullah berkata,”Tidak mungkin Yusuf menghukum saudaranya dengan menggunakan hukum raja.” Jadi ayat ini menyebut hukum/aturan dengan dien.
Jadi aturan atau undang-undang adalah ad-Dien. Siapapun yang mengambil aturan Allah ‘aza wa jalla  sebagai satu-satunya pedoman hidupnya maka ridho Allah ‘aza wa jalla selalu bersamanya. Sebaliknya, siapa saja yang mengambil aturan/undang-undang selain aturan Allah ‘aza wa jalla sebagai pedoman hidup, berarti ia telah mengambil dien/agama selain Islam.
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (Ali Imran : 19)
"Barangsiapa mencari dien selain dien Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (dien itu)daripadanya, dan dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi." (Ali ‘Imran : 85)
b.     Balasan
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
"dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi." (adz-Dzariyat : 6)
"tahukah kamu Apakah hari pembalasan itu?" ( al-Infithor : 17)
"tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan?" (al ma'un : 1)
Berdasarkan makna istilah ini, Abu A’la al Maududi rahimahullah, menyimpulkan istilah ad-Dien memiliki empat unsur, jika ketiga istilah ini ada dalam pandangan hidup/aturan hidup sebuah bangsa atau seseorang, berarti pandangan hidup/aturan hidup tadi adalah ad-Dien. Keempat unsur ad-Dientersebut adalah:
  1. Puncak kepemimpinan dan kekuasaan yang tinggi
  2. Mentaati dan tunduk kepada kepemimpinan yang tertinggi tersebut.
  3. Pandangan hidup / aturan hidup yang dikendalikan oleh kekuasan tertinggi tersebut.
  4. Balasan; ganjaran baik bagi mereka yang tunduk dan taat kepada pandangan hidup/aturan hidup tersebut. Dan hukuman bagi mereka yang melanggar pandangan hidup/aturan hidup tadi.
 Abu A’la al-Maududi menyimpulkan: “Kalimat dien merupakan istilah yang menunjukkan sebuah nidzomul hayah (aturan hidup) yang dianut oleh seseorang untuk mempersembahkan ketaatannya kepada kekuasaan manapun, ketaatannya diatur dengan undang-undang. Sehingga ketaatan kepada kekuasaan tersebut lancar dan jika melanggar undang-undang tersebut dikenakan sanksi”.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
"dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena Sesungguhnya aku khawatir Dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi". ( al Mu’min : 26)
Ibnu Katsier berkata, “Fir’aun khawatir jika Musa memalingkan manusia dari undang-undangnya dan mengganti undang-undang serta budaya mereka.” Semua orang paham, ‘dihukum’ yang dimaksud oleh fir’aun adalah undang-undang Fir’aun. Jika Musa ‘alaihissalam berhasil dalam dakwahnya ia akan menggantikan aturan Fir’aun. Inilah yang dikhawatirkan Fir’aun.
Jadi jika ada sebuah kekuasaan yang mengharuskan orang untuk taat, tunduk kepadanya dan memaksakan sebuah pandangan hidup atau aturan hidup kepada seseorang, dimana orang yang tunduk dan taat kepada aturan yang dibuat oleh penguasa tadi akan diberi penghargaan atau minimal dianggap baik, sedangkan siapa yang melanggar dikenakan sanksi, maka itulah ad-Dien.
Sebagai contoh, Islam adalah ad-Dien. Karena, ada kekuasaan tertinggi yang mengatur yaitu Allah ‘azza wa jalla. Ada keharusan untuk tunduk, kepada kekuasaan Allah. Ada aturan yang dibuat dan dikendalikan oleh syari’at Islam. Dan ada berbagai macam janji termasuk pahala bagi siapa yang mengikuti aturan hidup atau pandangan hidup Islam, juga ada ancaman serta sanksi bagi siapa saja yang melanggar aturan Islam.
Setiap pandangan hidup atau aturan hidup berpotensi menjadi ad-Dien. Jika memiliki keempat unsur di atas, bias dipastikan ia adalah ad-Dien selain Islam.
Demokrasi, sekulerisme, nasionalisme, undang-undang buatan manusia dan isme-isme lainnya adalah dien selain Islam. Demokrasi terdapat dewan atau kekuasaan yang wajib ditaati, ada aturan yang dibuat dan dikendalikan oleh kekuasaan tersebut, ada ganjaran baik bagi yang mematuhi aturannya dan ada sanksi bagi yang melanggar. Wallahu a’lam bish showab (Mas'ud)


Senin, 30 April 2012


Pondok Pesantren Darun Najah

Ponpes Darun Najah Yogyakarta
belajar di ruang terbuka
Salah satu kegiatan Ponpes Darun Najah adalah belajar ilmu agama di ruang terbuka. Ini dimaksudkan agar para santri dapat langsung berinteraksi dengan lingkungan dan bisa melihat semesta sebagai bagian dari ayat-ayat kauniyah ilahi.